Cirebon.co : Hintip Tahu, salah satu kuliner khas Cirebon hingga kini masih bertahan, makanan yang bisa dijadikan jajanan dan lauk tersebut berasal dari wilayah Sindang Laut Cirebon Timur. Redaksi Cirebon.co berkesempatan mengunjungi salah satu pengusaha pembuat Hintip Tahu di Desa Cipeujeuh Wetan, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Kamis (22/6).
Hintip Tahu |
Adalah Munawar (61) produsen Hintip Tahu yang telah menggeluti usahanya tersebut sejak 20 tahun yang lalu. Di Desa Cipeujeuh Wetan sendiri sedikitnya terdapat sekitar tujuh home industri olahan tahu. Tepatnya di dusun Paradenan, sejak 1960-an telah banyak warga di desanya yang memproduksi tahu.
“Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan kerak (sisa tahu yang menempel kering), kerak tersebut diolah kembali dibungkus dengan daun (pepes) dan ditambah beberapa bumbu lalu dipanggang, jadilah Hintip Tahu atau Pepes Kerak Tahu,” tutur Munawar saat menjelaskan asal muasal Hintip Tahu.
Seiring berjalannya waktu, Hintip Tahu kini memiliki berbagai varian rasa, ada yang dicampur dengan jamur, telur hingga daging ayam. Semuanya, kata Munawar hasil kreatifitas pengusaha Hintip Tahu sebagai ikhtiar dalam menaikan omzet penjualan. Sementara itu, Munawar mengklaim Hintip Tahu Goreng adalah hasil penemuannya sendiri.
“Tahun 1997, saat bulan Ramadan Hintip Tahu saya tidak laku, kemudian saya berinisiatif untuk menggorengnya, jadilah Hintip Tahu Goreng, sejak saat itu saya selalu membuat Hintip Tahu Goreng karena alhamdulillah banyak yang menyukainya,” tutur Munawar.
Meski sama-sama tahu, Hintip Tahu berbeda dengan Tahu Gejrot. Menurutnya, Tahu Gejrot asalnya dari Buaran, Cirebon Timur. Tahu Gejrot yang lebih dikenal, hanya berbahan dasar Tahu, Kecap, Cabai dan Bawang . Sementara, Hintip Tahu berbahan kerak tahu dengan campuran bumbu sesuai selera.
Dahulu, kata Munawar pengusaha Hintip Tahu memiliki Koperasi sebagai wadah pengembangan usahanya bersama pengusaha Tahu lainnya, tepatnya pada masa Letjen (Purn.) TNI Bustanil Arifin menjabat sebagai Menteri Koperasi.
“Waktu itu kedelai masih disubsidi oleh Pemerintah. Namun, setelah subsidi dicabut, koperasi mulai tidak stabil dan hingga kini saya tidak tahu kabarnya," ungkapnya.
Saat ini, dirinya mengeluhkan sulitnya mencari bahan bakar pengganti minyak tanah. Minyak tanah yang kini digantinya dengan solar semakin sulit didapat di SPBU.
“Padahal undang - undang migas home industri boleh mendapatkan maksimal delapan drijen solar bersubsidi,”tegasnya.
Saat ini Munawar memiliki delapan karyawan, dan memiliki kios Hintip Tahu di Pasar Kalitanjung Kota Cirebon.
“Alhamdulillah, sehari bisa sampai tiga ratus Hintip Tahu Kukus laku terjual, untuk Hintip Tahu Goreng bisa lebih,” tambahnya. (fin)
“Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan kerak (sisa tahu yang menempel kering), kerak tersebut diolah kembali dibungkus dengan daun (pepes) dan ditambah beberapa bumbu lalu dipanggang, jadilah Hintip Tahu atau Pepes Kerak Tahu,” tutur Munawar saat menjelaskan asal muasal Hintip Tahu.
Seiring berjalannya waktu, Hintip Tahu kini memiliki berbagai varian rasa, ada yang dicampur dengan jamur, telur hingga daging ayam. Semuanya, kata Munawar hasil kreatifitas pengusaha Hintip Tahu sebagai ikhtiar dalam menaikan omzet penjualan. Sementara itu, Munawar mengklaim Hintip Tahu Goreng adalah hasil penemuannya sendiri.
“Tahun 1997, saat bulan Ramadan Hintip Tahu saya tidak laku, kemudian saya berinisiatif untuk menggorengnya, jadilah Hintip Tahu Goreng, sejak saat itu saya selalu membuat Hintip Tahu Goreng karena alhamdulillah banyak yang menyukainya,” tutur Munawar.
Meski sama-sama tahu, Hintip Tahu berbeda dengan Tahu Gejrot. Menurutnya, Tahu Gejrot asalnya dari Buaran, Cirebon Timur. Tahu Gejrot yang lebih dikenal, hanya berbahan dasar Tahu, Kecap, Cabai dan Bawang . Sementara, Hintip Tahu berbahan kerak tahu dengan campuran bumbu sesuai selera.
Dahulu, kata Munawar pengusaha Hintip Tahu memiliki Koperasi sebagai wadah pengembangan usahanya bersama pengusaha Tahu lainnya, tepatnya pada masa Letjen (Purn.) TNI Bustanil Arifin menjabat sebagai Menteri Koperasi.
“Waktu itu kedelai masih disubsidi oleh Pemerintah. Namun, setelah subsidi dicabut, koperasi mulai tidak stabil dan hingga kini saya tidak tahu kabarnya," ungkapnya.
Saat ini, dirinya mengeluhkan sulitnya mencari bahan bakar pengganti minyak tanah. Minyak tanah yang kini digantinya dengan solar semakin sulit didapat di SPBU.
“Padahal undang - undang migas home industri boleh mendapatkan maksimal delapan drijen solar bersubsidi,”tegasnya.
Saat ini Munawar memiliki delapan karyawan, dan memiliki kios Hintip Tahu di Pasar Kalitanjung Kota Cirebon.
“Alhamdulillah, sehari bisa sampai tiga ratus Hintip Tahu Kukus laku terjual, untuk Hintip Tahu Goreng bisa lebih,” tambahnya. (fin)
No comments:
Post a Comment