Cirebon.co : Kota Bandung dinilai sebagai kota yang tidak ramah HAM dan menjadi lanskap Intoleransi yang nyata. Berbeda dengan jargon kota Juara dan kota Ramah HAM yang seringkali dikampanyekan walikota Bandung, Ridwan Kamil, kota Bandung justru dinilai abai terhadap hak konstitusional warganya.
Halili, Setara Institute. |
Demikian kesimpulan hasil pembicaraan dengan Direktur Setara Institute, Halili, saat dihubungi media (06/06/2018). Halili mengatakan, kota Bandung secara kuantitatif ada peningkatan toleransi dengan adanya penurunan kuantitas pelanggaran. Namun, yang sesungguhnya menjadi katalisator pelanggaran tidak mengalami perubahan. Misalnya, kata Halili, kelompok-kelompok intoleran seperti Aliansi Nasional Anti Syiah (AN-NAS)) yang selama ini menjadi aktor pelanggaran tetap dibiarkan eksis dan bahkan menguasai ruang-ruang publik dan ruang-ruang aktivitas keagamaan.
"ANNAS itu basis terbesarnya ya di Bandung. Pemerintah tidak berusaha untuk melimitasi potensi intoleransi yang dilakukan mereka. Bahkan per April lalu pemerintah memfasilitasi secara administratif pembangungan Gedung Dakwah kelompok ini", ujarnya.
Menurut Halili, salah satu batu uji kualitas toleransi di Bandung dikatakan mengalami peningkatan atau tidak, itu akan terlihat pada perayaan Asyura mendatang.
"Kalau minoritas Syi'ah tetap dikondisikan untuk tidak mengadakan peringatan Asyura' di Bandung, ya berarti situasi intoleransi disana sebenarnya tidak banyak berubah", imbuhnya.
lili juga menilai Pemerintah Kota Bandung dibawah kepemimpinan Ridwan Kamil gagal melakukan langkah-langkah preventif bagi terjadinya pelanggaran hak konstitusional warga untuk beragama dan beribadah secara merdeka.
"Kalau melihat pembiaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam konteks ANNAS, saya rasa Pemerintah Bandung gagal", tegasnya.
Telah diketahui sebelumnya, rentetan kasus intoleransi di kota Bandung semakin marak. Dari mulai pembubaran acara keagamaan hingga aksi pembakaran rumah ibadah agama lain. Aksi-aksi kasus intoleransi tersebut menjadikan Bandung sebagai salah satu dari tujuh kota paling intoleran di Jawa Barat (Setara Institute 2015).
No comments:
Post a Comment