Cirebon : Bupati Cirebon, Imron, meminta kepada kontraktor pembangunan gapura di Alun-alun Pataraksa Kabupaten Cirebon, bertanggungjawab, atas ambruknya gapura yang baru diresmikan kurang dari dua bulan tersebut.
Imron melihat, banyak kekurangan dalam pembangunan gapura ini, sehingga dirinya meminta gapura tersebut untuk dibangun ulang. Bukan hanya gapura yang ambruk, namun satu gapura lainnya yang saat ini masih berdiri.
" Kita minta untuk bangun ulang dari awal," kata Imron, saat melakukan sidak, Rabu 3 Januari 2023.
Imron mengaku kecewa dengan hasil pembangunan gapura alun-alun yang berada tepat di depan kantornya tersebut. Ia menilai,pembangunan gapura bernilai ratusan juta itu, terkesan asal-asalan.
Menurut Imron, kontruksi dari bangunan gapura ini sangat kacau. Ia melihat dalam pembangunan ini, besinya snagat kurang. Selain itu, ia juga mempartanyakan terkait kualitas semennya.
" Ini pelaksananya lali, harus ditindaklanjuti," kata Imron.
Bukan hanya itu, Imron juga meminta kepada dinas terkait yang bertangungjawab dalam pembangunan alun-alun Pataraksa Kabupaten Cirebon ini, untuk tidak melibatkan lagi kontraktor tersebut dalam sejumlah program pembangunan di Kabupaten Cirebon.
" Kalau sudah begini, jangan dipakai lagi (kontraktornya)," ujar Imron.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, mengatakan, terkait ambruknya gapura tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengawas kegiatan.
Iwan mengaku, selama ini laporan dari pengawas kegiatan melaporkan bahwa pekerjaan sudah sesuai dengan spek yang sudah direncanakan.
"Karena ini masih masa pemeliharaan sampai tanggal 27 April 2024, saya minta penyedia atau kontraktor untuk segera bertanggungjawab terkait kerusakan ini," kata Iwan.
Tentunya, lanjut Iwan, pihaknya akan melakukan evaluasi total terkait ambruknya gapura tradisional yang ada di Alun-alun Pataraksa.
"Saya minta kepada penyedia untuk mengganti semua gapura tradisionalnya. Dibangun dari awal dan harus sesuai dengan gambar awal," lanjutnya.
Hasil rapat dengan konsultan serta pelaksana, Iwan menambahkan, pihak pelaksana, yaitu PT. Caesar Utama Karya, sanggup dan bertanggungjawab untuk membangun kembali gapura yang ambruk.
Kedua, pihak konsultan pengawas sanggup mengawasi pelaksanaan pembangunan kembali gapura, tanpa ada biaya pengawasan dari Pemda.
"Ketiga, hasil analisa terhadap kejadian rubuhnya gapura, dimungkinkan karena ada pergerakan batu dalam gapura, yang mengakibatkan masuknya air ke dalam gapura. Pergerakan tersebut menyebabkan batu mendorong dinding bata," jelas Iwan.
Ia menambahkan, pembangunan Alun-alun Pataraksa ini telah menelan anggaran Rp15,7 miliar lebih, yang bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat.
Tahap pertama, kata Iwan, tahun 2021 Rp11,6 miliar, kemudian dilanjutkan tahap kedua pada tahun 2023 dengan anggaran Rp4,1 miliar.
"Yang tahap pertama adalah pekerjaan konstruksi, dan tahap kedua untuk pekerjaan finishing. Termasuk gapura tradisional yang saat ini ambruk senilai Rp226 juta, dan gapura modern yang terletak di depan pintu masuk Alun-alun Pataraksa," tambahnya.
No comments:
Post a Comment